Tinjauan Kondisi Cuaca saat Kejadian Banjir Pada pertengahan dan akhir April 2013 di KutaiKartanegara


Tinjauan Kondisi Cuaca saat Kejadian Banjir Pada pertengahan dan akhir April 2013 di Kutai Kartanegara
  

oleh : BONY S.P (METEOROLOGIST BMKG BALIKPAPAN)
Artikel juga di kirim ke kolom TRIBUNNERS TRIBUN KALTIM..

     
Pada tanggal 28 April 2013, banyak media massa lokal maupun nasional yang memberitakan terjadinya banjir di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang menyebabkan ribuan rumah dan bangunan fasilitas umum terendam banjir. Berdasarkan pemberitaan dari Beberapa media massa, bahwa tinggi banjir tersebut hingga mencapai 3 meter sehingga membuat aktifitas warga di beberapa kecamatan di Kutai Kartanegara menjadi terganggu. Menurut pemberitaan, Banjir terparah melanda 18 desa di Kecamatan Tabang yang berlangsung sejak Jumat (19/4/2013). Banjir di Tabang, juga berimbas kekecamatan lainnya yang lebih rendah seperti di Kembang Janggut, Muara Muntai,Muara Wis, Kenohan, Kota Bangun, Muara Kaman hingga Sebulu..

          Disini saya akan mencoba menjelaskan tinjauan kondisi cuaca selama beberapa hari sebelum dan saat terjadinya banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

          Peristiwa banjir tidak lepas dari kejadian hujan beserta jumlah curah hujan yang terjadi pada wilayah terdampak dan sekitarnya. Oleh karena itu, untuk pertama kali akan dibahas kondisi curah hujan pada beberapa kecamatan di Kutai Kartanegara. Berdasarkan data hujan hasil estimasi satelit Cuaca, mulai dari tanggal 16April 2013 hingga tanggal 28 April 2013 pagi menunjukkan bahwa hampir setiap hari terjadi hujan di beberapa kecamatan yang diberitakan terdampak banjir di Kabupaten Kutai Kartanegara. Intensitas curah hujan per hari pada umumnya bervariasi mulai dari ringan hingga lebat. Secara detail pada tanggal 16, hujan dengan intensitas sedang-lebat berada di kecamatan Tabang. Tanggal 17, hujan intesitas sedang terjadi di Tabang, Muara Wis dan Kota Bangun. Tanggal 18,Hujan intensitas sedang terjadi di Tabang dan Muara Wis. Tanggal 19, Hujan intesitas sedang terjadi di tabang. Tanggal 20, intensitas ringan-sedang terjadi di Kota Bangun dan Muara Muntai. Tanggal 21, Intensitas lebat terjadidi tabang. Tanggal 22, intensitas sedang terjadi di Muara Muntai. Tanggal 23,Intensitas sedang-lebat terjadi di tabang dan Kembang Janggut. Tanggal 24, intensitas sedang terjadi di Muara wis, Kota Bangun dan muara Kaman. Tanggal 25, intensitas sedang terjadi di Kembang Janggut dan Kenohan. Tanggal 26 ,Intensitas sedang terjadi di Tabang, Kembang Janggut dan Muara Kaman. Tanggal 27, Intensitas lebat terjadi di Tabang dan Kembang janggut, sedangkan kecamatan lainnya secara merata diguyur hujan intesitas sedang.

          Dari paparan tersebut, secara umum disimpulkan bahwa wilayah kecamatan Tabang setiap hari terjadi hujan dan paling sering memiliki intensitas sedang hingga lebat perhari nya. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan wilayah Tabang terkena banjir yang paling parah di antara kecamatan lainnya di kabupaten Kutai Kartanegara. 

                                                                         
                                          Gb.1.Akumulasi Curah Hujan tanggal 16 – 28 April 2013

          Jika ditinjau berdasarkan letak geografisnya, kecamatan yang terdampak banjir berada di dekat atau sekitar aliran anak sungai mahakam dengan wilayah hulunya yang berada di dekat atau sekitar Kecamatan Tabang. Sedangkan berdasarkan kondisi topografinya, wilayah Tabang berada pada wilayah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang terdampak banjir. Hal itu menyebabkan terjadinya aliran air hujan dari wilayah Tabang ke wilayah kecamatan lainnya yang dekat aliran sungai dengan kondisi topografi yang lebih rendah dari wilayah Tabang yang berada di hulu aliran sungai ditambah kondisi pasang sungai diwilayah hilir sehingga aliran air di sungai tesebut meluap ke wilayah kecamatan yang berada di dekat atau di sekitar aliran sungai. Hal tersebut yangmenyebabkan banjir juga terjadi di beberapa kecamatan seperti Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis, Kota bangun dll.

          Jika ditotal, maka akumulasi curah hujan dari estimasi satelit cuaca sepanjang tanggal 16 –28 April 2013 adalah 278mm hingga 312mm untuk tabang, 144mm – 176mm untuk Kembang Janggut dan 111mm – 144mm untuk kecamatan Kenohan, Muara Wis, Kotabangun atau bisa juga dikatakan untuk daerah hulu sungai akumulasi hujannya besar dan semakin ke hilir, Curah hujannya makin berkurang 

                                                   
                                            Gb.2.Letak geografis kecamatan terdampak banjir.


          Berdasarkan beberapa sumber pemberitaan dari media massa, pada tanggal 28 April, kecamatan yang terkena dampak banjir cukup banyak. Selain dikarenakan beberapa faktor seperti yang saya sebutkan sebelumnya, juga diakibatkan pada tanggal 27 April 2013 hujan di daerah Tabang yang intensitasnya lebat dan hujan dengan intensitas sedang yang merata pada kecamatan lainnya yang memiliki letak lebih rendah dan berada disekitar atau dekat aliran sungai.
                                                                   
                                                Gb.3.Curah Hujan tanggal 27 April 2013


          Selanjutnya akan dipaparkan mengapa sepanjang pertengahan hingga akhir April 2013 terjadi hujan hampir setiap hari mulai dari intensitas ringan hingga lebat. Jika ditinjau berdasar gerak Semu Matahari, maka posisi matahari pada bulan April berada di atas sekitar wilayah khatulistiwa. Hal ini menyebabkan terjadinya pemanasan daratan di sekitar Kutai Kartanegara yang cukup besar, sehingga terjadilah proses penguapan cukup besar yang menghasilkan uap air yang cukup banyak sebagai bahan dasar pembentuk awan-awan hujan.  Hal ini didukung dengan data Statistik/klimatologihujan bulan April di wilayah Kutai Kartanegara yang bisa mencapai kisaran 200mm/bulan dan termasuk dalam bulan basah. Selain itu selama pertengahan hingga akhir April, sering terdapat pola-pola angin yang bisa menimbulkan gangguan cuaca sehingga sering terjadi hujan. Pola angin tersebut antara lain adalah pola Kovergensi (pengumpulan angin), pola belokan angin (shearline), dan pola sirkulasi angin tertutup (Eddy). Pola-pola angin tesebut menyebabkan massa udara yang kaya akan uap air hasil dari penguapan di sekitar Kutai Kartanegara berkumpul dan selanjutnya akan membentuk awan-awan hujan berupa berupa kumpulan awan Cumulunimbous yang pada akhirnya bisa menghasilkan hujan dengan intesitas sedang hingga lebat.  

          Namun begitu, jika dilihat lagi statistik hujan bulanan di wilayah Kutai Kartanegara maka curah hujan pada bulan-bulan setelah April memiliki kecenderugan menurun secara perlahan dan pada sekitar bulan Juni-Juli curah hujannya sudah mulai rendah atau dibawah 150mm/bulan.  

     Dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi cuaca yang terjadi sebelum dan terjadi banjir adalah berupa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dengan cakupan awan-awan hujan yang cukup luas. Selain itu hujan hujan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya juga bisa menambah beban tanah untuk menampung air hujan yang jatuh. Bila tanah sudah tidak lagi menampung air hujan yang jatuh, maka air akan begitu saja menjadi limpasan di atas daratan dan menggenang menjadi banjir. Selain itu faktor pasang sungai pada hilir bisa menghambat aliran air sungai hingga akhir meluap luar aliran sungai. Selain itu perlu juga diperhatikan sedimentasi atau pengurangan kedalaman sungai yang bisa mengurangi kemampuansungai menampung air hujan.
Namun begitu, faktor cuaca hanya merupakan salah 1 faktor yang bisa memicu terjadinya banjir dan masih banyak faktor lain berupa tata ruang dan faktor kondisi lingkungan yang jika tidak dijaga, maka bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir saat terjadi hujan.

Untuk  itu ada baiknya selalu memantau Prakiraan Hujanharian dengan mengakses Web BMKGhttp://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/propinsi/23 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar