Melihat Heningnya Pulau “dewata” Bali pada Malam Nyepi Tahun 2014 Dari Satelit DMSP

Citizen Journalism
Penulis : Bony S.P.
Praktisi Penginderaan Jarak Jauh (Satelit) di BMKG Balikpapan

Melihat Heningnya Pulau “dewata” Bali  pada Malam Nyepi Tahun 2014 Dari Satelit DMSP

Teknologi satelit yang merupakan salah satu jenis dari teknologi penginderaan jarak jauh mempunyai beragam manfaat bagi umat manusia. Banyak aplikasi dari satelit yang telah di gunakan, mulai dari aplikasi untuk komunikasi, pertahanan, cuaca hingga apliksi untuk lingkungan.
Salah satu satelit yang orbitnya melewati Indonesia adalah satelit DMSP (Defense Meteorological Satellite Program) milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang bekerja sama dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang telah diluncurkan dan dioperasikan mulai dari sekitar tahun 1970.
Di dalam Satelit ini, terdapat instrumen yang disebut OLS (Operational Linescan System) yang terdiri dari dua telescopes dan sebuah photo multiplier tube (PMT) yang sensitif terhadap radiasi dengan panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk pemantauan cuaca bumi.
Namun, Pemanfaatan dari satelit ini sekarang tidak hanya untuk memantau cuaca saja. Dengan memanfaatkan kemampuan satelit yang sensitif terhadap radiasi panjang gelombang tertentu, maka satelit ini bisa juga digunakan untuk mendeteksi cahaya yang terpancar dari bumi yang salah satunya adalah cahaya dari lampu-lampu yang ada di perkotaan pada malam hari.
Seperti yang kita ketahui, Pulau Bali atau sering dijuluki dengan Pulau Dewata merupakan salah satu pulau tujuan wisata yang terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Oleh Karena itu pulau ini selalu ramai sepanjang hari baik siang ataupun malam dengan beragam aktivitas manusia. Di zaman modern ini, segala macam aktivitas manusia termasuk di pulau Bali,  tidak terlepas dari penggunaan barang-barang yang dialiri listrik salah satunya penggunaan lampu untuk pencahayaan lingkungan.
Pada malam hari, Penggunaan lampu akan semakin dibutuhkan untuk menerangi gelapnya malam. Oleh karena itu di jaman modern, dimana ada manusia maka akan ditemui cahaya lampu untuk menerangi malam.
Semakin Banyak Manusia disuatu tempat, makan akan ditemui banyaknya cahaya lampu di tempat itu juga terutama pada malam hari.
Pada Akhir bulan Maret 2014 atau menjelang awal bulan April 2014 yaitu tanggal 31 Maret 2014 lalu, seperti telah kita ketahui bersama merupakan hari yang istimewa bagi umat Hindu di Indonesia, terutama yang berada di Pulau “Dewata” Bali.
Karena Pada hari tersebut bertepatan dengan Hari raya Nyepi bagi umat Hindu terutama yang berada di Bali yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Pada Hari raya Nyepi, Umat Hindu tidak menyalakan api termasuk juga tidak menyalakan cahaya lampu atau barang-barang eletronik lainnya. Hal ini dilakukan mulai dari tanggal 31 Maret 2014 pagi hingga 24 jam kedepan yaitu tanggal 1 april 2014 pagi.
Dengan kemampuan satelit DMSP OLS yang bisa mendeteksi cahaya atau sinar lampu-lampu kota yang terpancar dari bumi, bisa dipantau kondisi malam hari di Pulau Bali saat malam Hari raya nyepi dengan kondisi malam pada saat bukan hari Nyepi. Cahaya (lights) berwarna kuning, sedangkan tutupan awan berwarna putih kebiruan.
Dari citra satelit pada tanggal 29 Maret 2014 pukul 12.00UTC (20.00wita) dan pukul 19.23 UTC (03.30 wita) terlihat bahwa Pulau Bali masih terdapat pancaran cahaya dari lampu-lampu di darat.
Konsentrasi cahaya terbanyak terdapat di bagian selatan Pulau Bali. Hal ini juga terjadi pada citra satelit pada tanggal 30 Maret 2014 pukul 11.48 utc (19.48 wita) dan pukul 19.08 wita (01.08 wita).
Sedangkan, pada saat Malam Hari raya nyepi yaitu dari tanggal 31 Maret 2014 malam hingga dini hari 1 April 2014, dari citra satelit tidak terlihat warna kuning di Pulau Bali yang berarti sangat sedikit atau bahkan tidak ada cahaya lampu-lampu dari daratan yang terpancar dan bisa ditangkap satelit. Bahkan jika di bandingkan dengan wilayah lain seperti jawa timur maupun Lombok, maka Jawa timur dan Lombok sangat terlihat “bercahaya” pada malam tanggal 31 Maret 2014 tersebut.
Jadi dari beberapa citra saat malam Nyepi dan bukan Malam Nyepi di Bali, terlihat jelas bahwa pada Malam Nyepi di Bali terlihat keheningan tanpa ada sinar atau cahaya lampu baik dari rumah maupun dari tempat umum-umum lainnya. Hal ini jauh berbeda dibandingkan saat bukan malam Nyepi di mana Bali begitu Ber”cahaya” di malam hari.(*)

A. MALAM NON NYEPI



29/03/2014  Tengah Malam DMSP_F-18.ols.vis    29/03/2014  Tengah Malam -DMSP_F-15.ols.vis

 
30/03/2014 Tengah Malam-DMSP_F-18.ols.vis  30/03/2014 Tengah Malam DMSP_F-15.ols.vis
. Cahaya (lights) berwarna kuning, sedangkan tutupan awan berwarna putih kebiruan.


B. MALAM SAAT NYEPI
  
31/03/2014 Tengah Malam.DMSP_F-15.ols.vis  31/03/2014 Tengah Malam.DMSP_F-16.ols.vis
. Cahaya (lights) berwarna kuning, sedangkan tutupan awan berwarna putih kebiruan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar